Soto Kudus yang Asli

Sebelum makan Soto Kudus yang asli di Kudus, saya tidak bisa meninggalkan Kudus, maka sopir saya antar saya ke pintu masuk suatu pasar. Ini pintu masuknya.

Di dalamnya, ada banyak warung Soto Kudus. Kanan kiri semuanya warung Soto Kudus. Tidak ada warung yang baru. Semuanya sudah bertahun-tahun jual Soto Kudus di sini.

 

 


Kami masuk warung Soto Kudus yang bernama Bu Ramidjan. Semua warung bentuknya sama. Di depan ada kounternya dan di depannya ada rumpah-rumpah atau jodohnya Soto Kudus. Pemasak Soto menghadapi tamu dan membuat Soto sambil dengar pesan rumpah apa yang dimasukin ke Soto.

 

Pada waktu pesan, saya ditanya oleh pemasak. “Mau ayam atau kerbau?” Eeh, bukankah Soto Kudus adalah stotoayam, bukan? Kerbau? Ternyata, soto di Kudus umumnya pakai kerbau akalu aslinya. Maka saya pesan kerbau. Nasi Soto Kerbau Kudus. kalau tidak salah, Coto Makassar juga awalnya masakan daging dan joroan kerbau.

 

Takutnya daging kerbau yang keras. Ternyata, itu tidak keras, malah lunak dan enak. Nasi Soto Kerbau Kudus ini luar biasa enaknya. Saya belum pernah makan Soto yang begitu enak selama hampir 30 tahun pergaulan dengan Indonesia. Hanya untuk makan ini saja pun, saya ingin datang ke Kudus.
Aawalnya, ditanya “Mau Soto atau PIndan?”, lalu “Mau ayam atau kerbau?” ditanya lagi. Sopir saya yang mengantar saya ke sini pilih nasi pindan kerbau, seperti foto dibawah ini.
Mungkin, kiranya tidak ada Soto Kudus yang pakai daging kerbau di Jakarta. Mungkin jarang ada Warung Soto yang bersedia pindan juga.
Di samping warung ini, ada warung bernama Pak Ramidjan. Di BU Ramidjan, Bapak yang tua jadi pemasak, sedangkan di Pak Ramidjan oleh Ibu yang tua. Bagaimana hubungan ini antara Bu Ramidjan dan Pak Ramidjan? Bapak pemasak hanya senyum-senyum saja dan akhirnya belum bisa dapat jawaban yang pasti.

One comment

コメントを残す

メールアドレスが公開されることはありません。 が付いている欄は必須項目です

このサイトはスパムを低減するために Akismet を使っています。コメントデータの処理方法の詳細はこちらをご覧ください