Selama ini, bisa dikatakan bahwa orang Jepang mendapat informasi tentang Indonesia dari orang Jepang. Sama juga, orang Indonesia mendapat informasi tentang Jepang dari orang Indonesia.
Akibatnya, sebagian besar informasi tentang Indonesia yang diberikan kepada masyarakat Jepang umumnya tentang Jakarta dan Bali. Ada juga orang Jepang yang berpikir Bali tidak di Indonesia. Misalnya, ada buku panduan wisata satu Indonesia, satu Bali. Sedangkan, sebagian besar masyarakat Jepang belum tahu apa-apa tentang Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah-daerah lain.
Belum tahu juga tentang sejarah Indonesia yang mempengaruhi keadaan politik saat ini. Imej tentang agama terutama Islam juga masih minim. Sebagian masyarakat Jepang belum membiasakan pergaulan dengan kaum muslim. Sering takut sama agama Islam karena ada imej kekerasaan dan terorisme.
Mungkin ini karena masyarakat Jepang mendapat informasi tentang Indonesia lewat kacamata orang Jepang, termasuk saya. Saya sendiri sudah hampir 30 tahun bergaul dengan Indonesia, namun belum mengerti betul tentang berbagai hal mengenai Indonesia. Justru, makin bergaul Indonesia, makin sulit memahaminya. Tentu saja, karena saya orang asing di Indonesia, tidak mungkin memahami Indonesia.
Sebaliknya, bagaimana masyarakat Indonesia tentang pemahaman Jepang? Saya sering dengar bahwa orang Jepang berdisiplin, kotanya bersih, dan orangnya ramah. Mungkin ini sudah semacam stereo-tipe. Namun, apakah informasi tentang Jepang di Indoensia sudah cukup? Seperti saya tentang Indonesia, mungkin ada yang sudah lama bergaul dengan masyarakat Jepang, tapi apakah dia bisa menyatakan sudah paham betul tentang Jepang?
Mungkin ada dua kotak. Satu kotak diisi oleh orang Jepang saja. Kotak lain diisi oleh orang Indonesia saja. Antara dua kotak tersebut belum banyak berkomunikasi.
Maka, masyarakat Jepang belum yakin tentang kebenaran informasi tentang Indonesia yang diberikan oleh orang Jepang. Sebaliknya, masyarakat Indonesia belum tentu bisa percaya kebenaran informasi tentang Jepang yang diberikan lewat orang Indonesia.
Solusinya? Campur dua kotak tersebut, dan membuat dua kotak yang baru.
Satu kotak tentang informasi Indonesia yang diberikan oleh orang Jepang dan orang Indonesia, mungkin dengan Bahasa Jepang. Sedangkan, satu kotak lainnya tentang informasi Jepang yang diberikan oleh orang Indonesia dan orang Jepang, mungkin dengan Bahasa Indonesia. Dengan demikian, kebenaran informasinya bisa dicek bersama orang Indonesia dan orang Jepang. Maka, apa boleh buat, keduanya harus berkomunikasi.
Saya ingin membuat dua jenis Media Info tersebut. Yaitu, Media Info tentang Indonesia dengan Bahasa Jepang, dan Media Info tentang Jepang dengan Bahasa Indonesia. Dua-duanya perlu ada keterlibatan antara orang Indonesia dan orang Jepang.
Kita perlu sadar bahwa saya sendiri belum tahu banyak tentang Jepang (dan Indonesia). Teman-teman orang Indonesia juga belu tentu mengerti tentang Indonesia (dan Jepang).
Dengan kesadaran ini, kita perlu berupaya ingin saling memahami untuk hubungan yang kuat dan dalam. Ini akan menjadi fondasi yang kuat antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Jepang, yang akan diteruskan kepada generasi penurusnya.
Pasti ada teman-teman Indonesia yang ingin bertanya berbagai hal tentang Jepang kepada masyarakat Jepang, atau yang ingin menyampaikan sesuatu tentang kehidupan daerah di Indoensia kepada masyarakat Jepang.
Teman-teman Jepang juga demikian. Mereka ingin masyarakat Indonesia lebih memahami berbagai hal tentang Jepang.
Jika ada yang ingin ikut serta “proyek” dua Media Info ini, mohon beritahukan kepada saya dengan email (ke matsui@matsui-glocal ) atau dengan inbox FB. Semoga ada teman-teman yang berminat untuk membuat fondasi ini.