[Indonesia Campur] Lebih Banyak Penyampaian dengan bahasa Indonesia

Tahun 2021 ini, saya menyatakan lebih banyak menyampaikan informasi, cerita, pendapat dan dialog dengan bahasa Indonesia. Ini ada dua poin, yaitu, penyampaian informasi tentang Jepang dengan bahasa Indonesia, dan penyampaian pendapat/opini tentang Indonesia dengan bahasa Indonesia.

» Read more

Mengikuti Konferensi JASID, 15 Juni 2019

Saya mengikuti Konferensi Musim Semi ke-20 Japan Society for International Development (JASID) di kota Rikuzen-Takata, Prefektur Iwate, pada tanggal 15 Juni 2019.

Rikuzen-Takata adalah salah satu kota yang mengalami musibah terbesar dari gempa dan tsunami Jepang Timur pada tanggal 11 Maret 2011. Hampir semua pusat kota benar-benar menghilang dan lenyap oleh lebih dari 15 meter-tinggi tsunami hanya untuk sementara waktu. Sekarang, Rikuzen-Takata telah mencoba membangun kota baru di atas wilayah kota lama yang hilang bersama rasa kesedihan yang mendalam dengan berdoa untuk banyak warga korban.

» Read more

Bersedia menjadi Konsultan/Perwakilan di Jepang untuk LPK/P3MI/PJTKI

Matsui Glocal LLC bersedia menjadi konsultan dan perwakilan/agen di Jepang terhadap LPK atau P3MI/PJTKI dari Indonesia. Misalnya, kami mungkin berperan seperti yang berikut:

1. Penghubung dengan klien di Jepang yang sudah ada atau mencari calon klien di Jepang
2. Mengikuti dan menganalisis informasi tentang kebijakan keimigrasian Jepang tentang visa magang, Tokutei Ginou, pelajar dll.
3. Konsultasi dan investigasi secara rinci tentang jenis kerja di dalam 14 sektor Tokutei Ginou
4. Memberikan nasihat dan monitoring terhadap LPK atau P3MI/PJTKI, berdasar dari aturan main peraturan dan UU di Jepang

Jika ada yang berminat, mohon menghubungi kami lewat FB direct message atau email ke matsui@matsui-glocal.com, dengan informasi atau profile LPK atau P3MI/PJTKI tersebut.

Sebelum bikin kontrak, kami secara langsung harus mengunjungi LPK atau P3MI/PJTKI tersebut dan bertemu dengan penanggungjawabnya. Kontrak ini berbasis bisnis.

Pembicara dalam Seminar tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing di Jepang (26 Maret 2019)

Saya diundang sebagai pembicara untuk Seminar tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing di Jepang, diselenggarakan oleh Federasi Ekonomi Hokuriku dan JETRO, di Kanazawa, pada tanggal 26 Maret 2019.

Saya mengambil beberapa topik termasuk peran UMKM lokal di ekonomi daerah, pemisahan antara tujuan dan situasi nyata dalam program pemagangan teknis, dan status penduduk asing baru “keterampilan spesifik” yang akan berlaku sejak April 2019.

Saya mencoba menyarankan dua cara termasuk kombinasi antara tenaga kerja tingkat tinggi dan pemagang atau pekerja asing “keterampilan spesifik”, dan (2) menciptakan jalur untuk pemagang / pekerja asing naik kelas sebagai tenaga kerja tingkat tinggi dengan mendapatkan kesempatan belajar di universitas.

Mengunjungi Universitas Muhammadiyah Malang (14 Maret 2019)

Setelah mengunjungi Universitas Brawijaya, saya mengunjungi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk membahas tentang peluang kerjasama dengan Jepang. Diskusi ini dilakukan sebagai mini seminar diketuai oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Kami memiliki diskusi yang sangat menarik dan mengesankan dalam kesempatan ini dan UMM terus mempertimbangkan aktivitas kerjasama termasuk tur studi ke Jepang dan mengundang saya sebagai dosen tamu.

Kunjungan ke STIKes Cirebon (12 Maret 2019)

Saya mengunjungi STI Kesehatan Cirebon (STIKes Cirebon) pada tanggal 12 Maret 2019 untuk membahas tentang pendidikan perawat dan kapasitas mengirim perawat ke Jepang sampai sekarang.

STIKes Cirebon ini adalah lembaga pertama yang mengikuti program EPA pada tahun 2008 untuk mengirim perawat ke Jepang.

Kita bertukar informasi tentang pengembangan SDM perawatan dan program masa depan untuk mengirimkan perawat ke Jepang.

Hadir Rapat Studi tentang SDM Asing di Jepang (20 Des 2018)

Pada tanggal 20 Desember 2018, saya menghadiri pertemuan kelompok studi AJEC (Around Japanese Sea Economic Exchange Conference) di wilayah Hokuriku tentang sumber daya manusia asing di Jepang. Saya membuat presentasi kecil tentang program pemagang asing teknis saat ini di Jepang. Kami akan membuat suatu laporan pada Maret depan.

Ceramah di Surabaya (29 Nov 2017)

Saya mengunjungi Surabaya, Indonesia, untuk mengikuti Proyek dukungan terhadap UKM oleh JICA dengan Kementerian Perindustrian dan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur pada tanggal 26-30 November 2017.

Saya memberikan kuliah dengan bahasa Indonesia tentang pengalaman pembangunan industri lokal di Jepang terkait dengan industri pengolahan makanan kepada pejabat Pemprov Jawa Timur pada 29 November 2017.

Kami Membantu Studi Banding dari Indonesia ke Jepang

Kepada Bapak/Ibu di perusahaan, pemerintah daerah, perguruan tinggi dll, saya membantu studi banding Bapak/Ibu dari Indonesia ke Jepang !

Kami berkonsultasi dengan Bapak/Ibu tentang tujuan kunjungan (terutama kota/desa mana di Jepang), jadwal, transportasi, tempat menginap, perdampingan, penerjemah dan macam-macam terkaitan dengan kunjungan ke Jepang.

Kami bisa menerima “perencanaan, kontak dengan pihak Jepang, perdampingan sekaligus penerjemah pada rombongan di Jepang, dan diskusi selama di Jepang” sebagai satu paket konsultasi.

Kami bisa mencari dan membawa rombongan Bapak/Ibu ke kota lokal di Jepang yang cocok sebagai tujuan kunjungan.

Jika ada yang berminat, silahkan kontak saya lewat message atau email.

 

Ide Pembuatan Media Info Baru Indonesia-Jepang

Selama ini, bisa dikatakan bahwa orang Jepang mendapat informasi tentang Indonesia dari orang Jepang. Sama juga, orang Indonesia mendapat informasi tentang Jepang dari orang Indonesia.

Akibatnya, sebagian besar informasi tentang Indonesia yang diberikan kepada masyarakat Jepang umumnya tentang Jakarta dan Bali. Ada juga orang Jepang yang berpikir Bali tidak di Indonesia. Misalnya, ada buku panduan wisata satu Indonesia, satu Bali. Sedangkan, sebagian besar masyarakat Jepang belum tahu apa-apa tentang Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah-daerah lain.

Belum tahu juga tentang sejarah Indonesia yang mempengaruhi keadaan politik saat ini. Imej tentang agama terutama Islam juga masih minim. Sebagian masyarakat Jepang belum membiasakan pergaulan dengan kaum muslim. Sering takut sama agama Islam karena ada imej kekerasaan dan terorisme.

Mungkin ini karena masyarakat Jepang mendapat informasi tentang Indonesia lewat kacamata orang Jepang, termasuk saya. Saya sendiri sudah hampir 30 tahun bergaul dengan Indonesia, namun belum mengerti betul tentang berbagai hal mengenai Indonesia. Justru, makin bergaul Indonesia, makin sulit memahaminya. Tentu saja, karena saya orang asing di Indonesia, tidak mungkin memahami Indonesia.

Sebaliknya, bagaimana masyarakat Indonesia tentang pemahaman Jepang? Saya sering dengar bahwa orang Jepang berdisiplin, kotanya bersih, dan orangnya ramah. Mungkin ini sudah semacam stereo-tipe. Namun, apakah informasi tentang Jepang di Indoensia sudah cukup? Seperti saya tentang Indonesia, mungkin ada yang sudah lama bergaul dengan masyarakat Jepang, tapi apakah dia bisa menyatakan sudah paham betul tentang Jepang?

Mungkin ada dua kotak. Satu kotak diisi oleh orang Jepang saja. Kotak lain diisi oleh orang Indonesia saja. Antara dua kotak tersebut belum banyak berkomunikasi.

Maka, masyarakat Jepang belum yakin tentang kebenaran informasi tentang Indonesia yang diberikan oleh orang Jepang. Sebaliknya, masyarakat Indonesia belum tentu bisa percaya kebenaran informasi tentang Jepang yang diberikan lewat orang Indonesia.

Solusinya? Campur dua kotak tersebut, dan membuat dua kotak yang baru.

Satu kotak tentang informasi Indonesia yang diberikan oleh orang Jepang dan orang Indonesia, mungkin dengan Bahasa Jepang. Sedangkan, satu kotak lainnya tentang informasi Jepang yang diberikan oleh orang Indonesia dan orang Jepang, mungkin dengan Bahasa Indonesia. Dengan demikian, kebenaran informasinya bisa dicek bersama orang Indonesia dan orang Jepang. Maka, apa boleh buat, keduanya harus berkomunikasi.

Saya ingin membuat dua jenis Media Info tersebut. Yaitu, Media Info tentang Indonesia dengan Bahasa Jepang, dan Media Info tentang Jepang dengan Bahasa Indonesia. Dua-duanya perlu ada keterlibatan antara orang Indonesia dan orang Jepang.

Kita perlu sadar bahwa saya sendiri belum tahu banyak tentang Jepang (dan Indonesia). Teman-teman orang Indonesia juga belu tentu mengerti tentang Indonesia (dan Jepang).

Dengan kesadaran ini, kita perlu berupaya ingin saling memahami untuk hubungan yang kuat dan dalam. Ini akan menjadi fondasi yang kuat antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Jepang, yang akan diteruskan kepada generasi penurusnya.

Pasti ada teman-teman Indonesia yang ingin bertanya berbagai hal tentang Jepang kepada masyarakat Jepang, atau yang ingin menyampaikan sesuatu tentang kehidupan daerah di Indoensia kepada masyarakat Jepang.

Teman-teman Jepang juga demikian. Mereka ingin masyarakat Indonesia lebih memahami berbagai hal tentang Jepang.

Jika ada yang ingin ikut serta “proyek” dua Media Info ini, mohon beritahukan kepada saya dengan email (ke matsui@matsui-glocal ) atau dengan inbox FB. Semoga ada teman-teman yang berminat untuk membuat fondasi ini.

Kemerdekaan Ada di dalam Diri Kita Sendiri

DIRGAHAYU INDONESIA Ke-70. Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia.

Pada 70 tahun yang lalu, atas nama Bung Soekarno dan Bung Hatta, kemerdekaan Republik Indonesia dinyatakan. Kemerdekaan dari penjajahan militer Jepang.

Namun, Republik Indonesia harus mengalami perjuangan keras untuk terus mewujudkan kemerdekaan riil selama 4 tahun lebih dengan perang dengan pihak Sekutu setelah pernyataan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Saya menghormati perjuangan tersebut dan menghargai masyarakat Indonesia yang mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia dengan kekuatan sendiri. Benar, kebangaan masyarakat Indonesia terhadap Republik Indonesia begitu kuat.

70 tahun berlalu. Republik Indonesia sudah diakui sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan pemimpin ASEAN. Republik Indonesia berhasil berubah dirinya ke negara demokrasi dari rejim Orde Baru.

Bahkan, Republik Indonesia tetap menjaga Bhineka Tunggal Ika atau persatuan di dalam keanekaragaman. Ada kehormatan terhadap perbedaan dan keanekaragaman. Mestinya Indonesia menjadi contoh untuk dunia yang menghadapi berbagai konflik antara perbedaan dan sulit hidup bersama antara berbagai suku, agama, dan perbedaan.

Tentu saja, ini juga untuk Jepang yang negara satu suku bangsa dan belum biasa menghadapi orang asing yang berbeda dengan masyarakat Jepang. Jepang harus belajar Bhineka Tunggal Ika dari Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Jepang, Asia dan dimana-mana di dunia.

Dengan mengingat Perang Dunia Dua, meskipun belum lahir tapi dengan belajar dari berbagai pihak, masyarakat Jepang masih tetap berusaha ingat apa yang terjadi di dalam Perang Dunia Dua. Kami tidak bisa membenarkan apa pun yang terjadi pada waktu itu, termasuk penjajahan militer Jepang di wilayah Asia dan penjatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki atau pemboman sembarangan oleh Sekutu terhadap berbagai kota-kota di Jepang termasuk Tokyo. Kami menghadapi suara-suara musibah perang atau keluarganya.

Siapa yang masih menginginkan ada perang? Saya yakin dan ingin yakin satu orang pun tidak ada yang ingin perang. Mungkin industri alat-alat senjata masih mau ada kesempatan untuk menggunakan produk mereka. Semoga produk ini tidak perlu diproduksi lagi.

Dalam peringatan kemerdekaan 70 tahun Republik Indonesia ini, kita coba retropeksi arti kemerdekaan. Kemerdekaan merupakan kebebasan diri dari penjajah. Berdiri sendiri. Namun, ini tidak berarti semua dilakukan dengan sendiri. Tidak berarti tidak bergaul dengan pihak luar. Kemerdekaan bukan putus hubungan dengan luar. Bukan bersikap eksklusif.

 

**************************

Kalangan masyarakat Jepang saat ini mulai merasa agak dingin dari Republik Indonesia. Misalnya, pengambilan visa untuk orang asing diperketat maka banyak yang putus asa berbisnis di Indonesia. Ada juga teman saya orang Jepang yang dikunjungi oleh beberapa oknum ‘imigrasi’ ke apartemennya pada tengah malam, paksa dibangungkan, lalu mereka periksa pasopor dan visa dia. Tentu saja dia memiliki izin tinggal secara resmi dan merasa was-was. Rajin sekali kerja pengawai jika oknum benar-benar pengawai ‘imigrasi’.

Cerita seperti ini sudah menyebar di kalangan masyarakat Jepang dan banyak pengusaha agak takut berbisnis di Indonesia. Imeji Indonesia saat ini memburuk. Sayang sekali.

Saya tidak mau mengatakan bahwa contoh seperti ini merupakan fenomena ‘kemerdekaan’ Indonesia. Sering dengar bahwa orang asing datang ke Indonesia untuk menguasai ekonomi dan menjajah lagi. Saya merasa sedih. Perasaan zaman kolonial masih kental. Tidak ada pengusaha Jepang yang menjajah kembali Indonesia, hanya mereka mau berbisnis di Indonesia.

Mengapa kami selalu dicuriga? Saya dengar sebagian besar orang Jepang di Indonesia berusaha mengikuti hukum dan aturan Republik Indonesia dan tidak mau lupa bayar pajak yang diwajibkan. Apalagi, jika diminta uang dari pihak oknum, mereka sering bayarnya karena takut dihukum atau dideportasi ke luar Indonesia. Kenapa yang jujur menjadi sasaran oleh oknum? Atau karena jujur jadi sasaran?

Ada yang bilang bahwa Republik Indonesia hanya butuh uang dan dana dari luar tapi tidak perlu orang asing. Presiden Jokowi mempromosi dan investasi dari luar negeri. Tetapi, pengambilan visa untuk orang asing diperketat dan makin uncul aturan yang membatasi aktivitas orang asing di Indonesia. Turis orang asing saja yang diwelcome oleh Indonesia, bukan?

Saya merasa ada suatu keinginan eksklusif Indonesia terhadap pihak luar. Semua orang tahu bahwa manusia siapa pun atau negara mana pun tidak mungkin hidup sendiri saja. Mengapa masih kental rasa curiga terhadap pihak luar oleh Indonesia? Tidak mungkin kami menjajah Indonesia lagi. Pengusaha Jepang diijinkan berbisnis di Indonesia. Maka mereka selalu bersyukur Tuhan dan berkarya untuk win-win antara Indonesia dan Jepang. Tetapi masih tetap dicurigai. Memang, pasti ada juga orang asing yang jahat, seperti ada orang Indonesia yang jahat juga.

Apakah orang asing termasuk kami semuanya orang jahat? Mengapa masih takut terhadap orang asing? Warga asing yang menaati hukum dan aturan Indonesia pun sulit merasa hidup aman di Indonesia jika was-was terhadap kemungkinan ada oknum imigrasi tiba-tiba datang pada tengah malam.

 

**************************

Kemerdekaan negara mestinya terdiri dari kemerdekaan masyarakat pribadi masing-masing. Kemerdekaan pribadi masing-masing berdasar dari kedaulatan, kemandirian, dan kepercayaan diri masing-masing. Ini diciptakan oleh berpikir dan menentukan sendiri dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan berdasar dari pembacaan buku/tulisan, diskusi dengan orang lain, atau pengalaman lain-lain oleh sendiri.

Pribadi yang kokoh. Pribadi yang bertanggungjawab sendiri terhadap apa yang dia lakukan. Dan, pribadi yang menghormati dan respek keberadaan, perbedaan, dan kehidupan orang lain.

Republik Indonesia sudah menikmati kemerdekaan selama 70 tahun. Untuk memperkuat kemerdekaan tersebut, kemerdekaan kita masing-masing juga perlu diperkuat. Kemerdekaan ada di dalam kita sendiri. Ini bukan untuk masyarakat Indonesia saja, tetapi juga untuk masyarakat Jepang dan masyarakat dimana saja senagai seorang manusia yang hidup bersama.

DIRGAHAYU INDONESIA ke-70 ! Semoga Indonesia maju terus dan persahabatan kita berkembang terus !